Pengantar penulis

Menulis itu berat, biar aku saja yang melakukannya. Kalian tinggal baca aja :)

Tuhan, sudah sekian kali aku berucap syukur atas tanggal kelahiranku. Namun, hal itu tak sebanding dengan rahmat dan belas kasihmu kepadaku. 24 tahun silam aku dilahirkan dari rahim seorang ibu yang penuh kasih sayang. Beliaulah wanita yang—pada waktu itu—berjuang mati-matian seusai 9 bulan mengandungku. Terimakasih-ku, Kau telah menitipkanku kepada sosok yang tepat; tidak menelantarkanku ketika aku kecil, apalagi dibuang seperti kasus liputan di tv-tv itu.

Beliau-lah sosok yang pertama kali memberikan pelajaran kepadaku bagaimana mengeja huruf “a-i-u-e-o, alif, ba’, ta’, tsa’, jim, dal” hingga aku bisa merangkai kata seperti ini. Tidak menjadi ummiy (lagi). Darinyalah aku belajar mencinta, belajar mengasihi keluarga, sahabat dan tetangga. Darinya aku diajarkan bahwa hidup ini tak lain adalah “perjuangan dan do’a”. Tanpa perjuangan akan menjadi sia-sia, tanpa do’a tak akan ada senjata yang bisa merobohkan asa.

Pada waktu aku dilahirkan di bumi ini, sudah fitrahnya engkau memberikanku tanggungjawab, sebagaimana makhluk-Mu yang bernama Adam ‘alaihissalam. Engkau menciptakan-ku dari unsur (saripati) tanah liat, lalu engkau hembuskan ruh suci yang itu ternyata bagian dari-Mu. Wajar saja bila  malaikat tunduk dan mau bersujud kepada Adam, atas nama-Mu, atas perintah-Mu. Karena Engkau sesungguhnya sudah menyatu menjadi bagian dalam tubuhku ini. Dalam sabdamu, “Wa nahnu aqrabu ilayhi min habl al-warid” [Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya] (50: 16). Dulu, kata-kata seperti itu juga aku temukan di dinding-dinding pesantren yang selama 6 tahun aku di sana. “Tuhanku lebih dekat daripada urat nadiku”.

***
Pasti, di tanggal ini, akan banyak ucapan-ucapan serta hadiah yang bagaimana aku tidak bisa membalasnya satu persatu. Di tanggal ini pula, adakalanya yang tahu lewat pemberitahuan (notifikasi) dinding fesbuknya. Ada juga yang tanggal ini sudah merasuk di dalam sanubarinya; 28 februari. Atau, ada juga yang sudah beberapa bulan yang lalu, dengan sengaja men-set up alarm hpnya hingga berdering memunculkan tulisan; “my inspiration, my beloved friends, happy birthday”. Ada banyak cara memang seseorang dalam memberikan kejutan kepada saya. Atas nama pribadi, saya mengucapkan banyak terima kasih. Dan sekali lagi, terimakasih atas do’a-doanya.

Saya pun ikut balik mendo’akan kalian. Supaya yang jomblo segera mendapatkan pasangan, setelahnya biar disegerakan; ijab-qabul. Biar menjadi pasangan yang sah dan berkah. Agar harapan yang sudah kau gantungkan tidak menjadi luka yang menyejarah. Dan yang belum kelar tugas akhirnya supaya dipermudah. Hingga menjadi sarjana, yang dalam pernyataan imam Al-Ghazali disebut; Rojulun Yadri wa Yadri Annahu Yadri (seseorang yang Tahu (mempunyai ilmu), dan dia Tahu kalau dirinya itu Tahu). Sehingga ilmunya itu bermanfaat tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Amien.

Dan yang lagi ngejar beasiswa ke luar maupun dalam negeri, semoga hasil maqsud. Cita-citanya tercapai. Yang penting, kalo cair jangan lupa ngajak makan-makan saya, oke. hehehe. Dan do’a-do’a yang lain biar nanti dijawab sama Tuhan saja..hehehe.
***
Hidup terus berjalan. Tiada hentinya kita selalu berproses menuju kesempurnaan. Mari terbang setinggi-tingginya tanpa menjatuhkan yang lain. Mari menikmati proses ini dengan segala skenario yang tak terduga dari-Nya. Kehidupan kita memang tidak seperti Peekey (dalam film PK) yang dengan remot kontrolnya, ia bisa pergi dari bumi, menghindar dari masalah. Tetapi perjalanan ini adalah petualangan yang mendewasakan, mungkin bisa seperti Pekeey atau jauh lebih rumit dari Peekey. Terpenting adalah proses. Sebagaimana proses perjalanan Pekeey yang penuh liku mencari remot kontrolnya yang hilang. Belum lagi ketika cintanya bertepuk sebelah tangan. Namun, apapun itu, selalu ada jalan untuk meraihnya kembali, meskipun dengan orang yang berbeda.

Yang pasti, ada cinta sejati yang bisa kita raih kapanpun. Tinggal menekan tombol, sebagaimana yang sudah diajarkan olehmu sedari kecil dulu. Di sanalah hakikat kehidupan. Dan di sanalah tujuan mengapa kita lahir di dunia. Kita bisa berasyik masyuk dengan-Nya, mencurahkan isi kegalauan kita selama ini, tinggal menekan 2-4-4-3-4—itulah sebenarnya hakikat dari perjalanan..

Catatan hidup Muhammad Autad An Nasher.


Yogyakarta, 28-02-2015



Leave a Reply